Mungkin aku sedang melalui fase
dimana aku harus bisa merelakan
kepergian sosok yang aku sayang. Kesabaranku sedang diuji, entah kesabaran
untuk bisa benar-benar merelakan kepergian seseorang atau bersabar untuk
menunggu kamu kembali. Jadi, begini ya rasanya kehilangan orang yang disayang.
Sebenarnya kamu tidak hilang, wujudmu masih ada. Tapi wujud kamu yang dulu, aku
tidak merasakannya lagi. Kamu masih ada, mungkin rasa yang sudah mati. Kamu
yang sekarang bukan lagi kamu yang aku kenal. Berbeda.
Sungguh, saat ini aku takut
menghadapi ruangan yang sepi. Aku takut bayanganmu hadir disetiap sudut ruangan
itu. Jangankan dalam sepi, dalam keramaian pun masih terdengar suara khasmu
seakan berbisik ditelingaku dan hilang begitu saja terhempas oleh angin.
Aku berusaha menyibukkan diri,
hingga aku tidak peduli dengan tubuhku agar aku tidak memikirkanmu. Karena aku
tahu kamu tidak akan pernah lagi memikirkan aku, terutama perasaanku. Setiap
aku melakukan sesuatu terasa hampa karena sisi lain sayapku patah. Butuh usaha
keras untuk membangkitkan tubuhku ini, agar aku dapat terbang bebas seperti aku
belum mengenalmu lebih dalam. Terbang bebas ya ? Untuk mengangkat tubuhku saja
aku tidak sanggup.
Malam pun tiba, saat-saat dimana
aku harus kerja keras menahanmu agar tidak menghantuiku dalam heningnya malam.
Aku jadi sering bersahabat dengan malam hingga dini hari, bahkan subuh pun
pernah aku temani saat sisi lain sayapku hilang.
Sebenarnya ini hal yang sia-sia.
Tetapi, aku melakukan ini bukan tanpa sebab. Aku menghindar mataku terpejam dan
aku pergi ke alam bawah sadarku. Mimpi. Iya, aku takut bertemu denganmu dalam
mimpi. Setelah kepergian sisi lain sayap itu, aku selalu mimpi buruk. Mengapa kamu
selalu hadir dalam setiap episode mimpiku ? Dan itu terlihat nyata. Aku
terbangun berusaha untuk memberikanmu kesempatan untuk pergi dari mimpiku.
Nihil. Setiap aku melakukan itu, dan tertidur kembali, ditempat dan cerita yang
berbeda, kamu selalu ada. Ada hal lain yang mebuatku takut selain aku menatapmu
di mimpi, aku meihat kamu memegang tangan seorang wanita seolah-olah itu
memberikan isyarat kepadaku, bahwa kamu sudah bersama wanita yang benar-benar
kamu sayang. Selamat ya. Selamat telah berhasil menghantui ku dimanapun dan
kapanpun. Aku moohon, kembalikan sayapku, Rawana. :")
No comments:
Post a Comment